Sabtu, 26 Februari 2011

Presiden Larang Pembangunan Pusat Judi di Kepri


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melarang jajaran pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk membangun pusat judi di daerah tersebut.

"Saya ingatkan jangan pernah berpikir, jangan pernah kita punya niat, jangan punya rencana untuk membangun tempat seperti itu," kata presiden saat memberikan sambutan dalam acara pemberian bantuan langsung kepada masyarakat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat sore.

Presiden mengatakan hal itu setelah mendengar pemberitaan dari media massa bahwa akan ada pembangunan pusat judi di Kepulauan Riau. "Saya mendengar kabar, walaupun kabar itu tidak benar, diangkat di media massa di ibukota, katanya dalam pengembangan kawasan di Kepri ini akan ada tempat judi," kata presiden.

Presiden meminta pejabat daerah memegang teguh moral dan nilai kebajikan dalam melaksanakan pembangunan. SBY menegaskan, setiap daerah memiliki kebijakan pembangunan yang berbeda. Indonesia, katanya, sebaiknya membangun dengan membuka kegiatan ekonomi yang membawa kebaikan, sesuai ajaran agama. "Jangan ada rencana-rencana untuk membuka sesuatu yang sama-sama tidak kita kehendaki yang akan menimbulkan perpecahan di antara bangsa Indonesia," katanya.

Bersaing dengan Singapura


Presiden SBY menginginkan Provinsi Kepulauan Riau meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat agar bisa bersaing dengan Singapura. "Kepri, Batam, Karimun adalah pintu gerbang Indonesia dari sisi utara. Kita tidak ingin yang maju hanya Singapura, Malaysa, Johor. Kita kerja, bejuang, seraya memohon ridho Allah agar Kepri sama majunya dengan Singapura dan Malaysia. Kita harus bisa bersaing secara sehat," kata Presiden.

Kepala negara menegaskan persaingan adalah hal yang biasa, namun harus dilakukan berdasar etika. "Persaingan yang sehat juga mengandung unsur saling menghormati dan kerjasama, termasuk dengan negara tetangga," katanya.

Kerjasama yang sehat, kata Presiden akan memberikan manfaat bagi masyarakat.  Untuk itu, selama melakukan kunjungan kerja di Kepulauan Riau Presiden akan memastikan kegiatan pembangunan di daerah setempat berjalan sebagaimana mestinya. Ikut dalam rombongan Presiden antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, dan Mensesneg Sudi Silalahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

JUS BUAH DELIMA HINDARI KANKER PROSTAD

Buah delima atau pomegranate kini mulai banyak dijual dan dikemas dalam botol sebagai minuman. Selain kaya vitamin c, buah yang satu ini juga memiliki kemampuan melawan sel-sel kanker prostat yang menyerang lelaki. Jus buah delima telah dibuktikan oleh ilmuwan dari University of California untuk meningkatkan kesehatan para penderita kanker prostat dan obat alami untuk mencegah kanker prostat. Manuela martins dan koleganya menyebutkan bahwa jus buah delima menyebabkan sel-sel prostat testosteron bermetastasis. Ketika sel delima disuntikkan, terjadi peningkatan adhesi (tarik-menarik antarsel) sel-sel kanker. Itu tandanya sel tersebut lebih sedikit memisahkan diri dan membuat mereka cenderung kurang menyebar dan melakukan migrasi sel di dalam tubuh. Selain itu, jus delima juga menghambat terbentuknya tumor baru karena menghambat fungsi protein sel. Dengan demikian, jus ini memiliki potensi mencegah metastasis sel kanker prostat ke tulang. Menurut para peneliti, ada empat bahan aktif dalam jus delima yang memiliki molekul guna memerangi sel kanker diantaranya phenylpropanoids, asam hydrobenzoic, flavon dan asam lemak terkonjugasi. "Karena gen dan protein yang terlibat dalam gerakan sel kanker prostat pada dasarnya sama dengan mereka yang terlibat dalam pergerakan jenis lain sel-sel kanker, komponen dapat dimodifikasi sehingga memiliki dampak yang lebih luas dalam pengobatan kanker," harap martin. Memang sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kanker prostat. Biasanya, para penderita hanya dirawat dengan pembedahan atau radiasi testosteron.//REI. Sumber : Sehat news.komp. Editor : Rei BL